Berita Tekno, Jakarta - Pendiri OLPC Nicholas Negroponte pernah terlalu optimis menetapkan harga US$ 100 (Rp 1 juta) untuk satu unit netbook. Namun semangat menghasilkan laptop Rp 1 juta masih ada.
OLPC benar-benar merevolusi netbook, dengan tawaran harga yang terhitung murah US$ 200. Belakangan harga ini tidak pernah turun ke US$ 100 seperti yang dijanjikan, sehingga ide laptop semurah itu dianggap sebagai sedikit kecelakaan pemasaran.
Tapi sejak OLPC mengeluarkan laptop, beberapa perusahaan berusaha mengeluarkan produk sejenis dengan harga US$ 100. Terakhir perusahaan Taiwan DMP menawarkan laptop di kisaran US$ 100 yang disebut Edubook.
Komputer itu didasarkan pada desain dan konsep dari Nohrtec Gecko Edubook. Laptop DMP yang berjalan dengan baterai AAA itu, memiliki fitur desain modular yang memungkinkan pelanggan memilih komponen yang dibutuhkan, dan bisa dirakit sendiri untuk menghemat uang.
Edubook dikapalkan ke pasar luar negeri dalam bentuk komponen, untuk dirakit oleh mitra di negara-negara lain. Hal itu bisa mengurangi harganya dengan menghilangkan bea cukai atau untuk memenuhi persyaratan impor.
Netbook itu dapat dipisahkan menjadi sekitar 10 modul dengan komponen yang berbeda. Kemudian dirakit kembali hanya sekitar 10 menit menggunakan 30 langkah. Edubook mengusung panel 8,9 inci dan CPU berdaya rendah yang dikembangkan sendiri oleh DMP.
Perangkat itu dapat mendukung Windows XP, tetapi ditawarkan secara opsional. Netbook ini didukung oleh delapan baterai AA dan dapat berjalan selama empat jam. DMP telah memulai pengiriman Edubook ke Amerika Latin dan netbook itu juga menarik perhatian beberapa pemerintah di Eropa Timur dan Afrika.
Perusahaan itu mengharapkan bisa mengapalkan lima juta Edubook pada tahun 2010. Harga US$ 100 merupakan titik di mana para pembuat komputer berjuang untuk menyediakan produknya bagi dunia pendidikan. Harga itu pertama kali dijanjikan OLPC dengan meluncurkan laptop XO walau akhirnya tidak dapat memenuhi janji itu.
Kemungkinan netbook murah masih ada harapan dari pembuat chip, ARM yang merilis Cortex-A9. Bayang-bayang prosesor Atom 1.6GHz (N270) yang digunakan pada sebagian besar netbook tampaknya akan memudar.
Vice President Marketing ARM, Eric Schorn mengatakan chip Cortex-A9 dual-core dapat memberikan performa lima kali dibandingkan solusi populer dari Intel itu.
"Kami akan benar-benar agresif dari perspektif biaya. Chip kami akan jauh lebih murah di saat kami telah menyediakan teknologi itu ke lebih banyak vendor dan mungkinkan mereka untuk bersaing satu sama lain," kata Schorn. "Efeknya adalah pada pengurangan biaya. Kita akan melihat netbook US$ 100," tambahnya.
Tidak hanya membatasi diri untuk netbook, ARM mengatakan juga mencari cara untuk mengintegrasikan chip Cortex-A9 ke smartbook, mobile Internet devices (MID) dan serta set-top box TV.
Bahkan perusahaan itu menyatakan chip ARM Cortex-A9 sudah akan mulai muncul pada produk mobile 2010. Harapan baru bagi yang mendambakan netbook murah, meskipun kekurangannya ARM tidak kompatibel dengan prosesor x86 yang berarti akan minoritas. Netbook itu hanya akan mendukung sistem operasi semacam Linux dan bukan pemimpin pasar seperti Microsoft Windows. [inilah.com]
OLPC benar-benar merevolusi netbook, dengan tawaran harga yang terhitung murah US$ 200. Belakangan harga ini tidak pernah turun ke US$ 100 seperti yang dijanjikan, sehingga ide laptop semurah itu dianggap sebagai sedikit kecelakaan pemasaran.
Tapi sejak OLPC mengeluarkan laptop, beberapa perusahaan berusaha mengeluarkan produk sejenis dengan harga US$ 100. Terakhir perusahaan Taiwan DMP menawarkan laptop di kisaran US$ 100 yang disebut Edubook.
Komputer itu didasarkan pada desain dan konsep dari Nohrtec Gecko Edubook. Laptop DMP yang berjalan dengan baterai AAA itu, memiliki fitur desain modular yang memungkinkan pelanggan memilih komponen yang dibutuhkan, dan bisa dirakit sendiri untuk menghemat uang.
Edubook dikapalkan ke pasar luar negeri dalam bentuk komponen, untuk dirakit oleh mitra di negara-negara lain. Hal itu bisa mengurangi harganya dengan menghilangkan bea cukai atau untuk memenuhi persyaratan impor.
Netbook itu dapat dipisahkan menjadi sekitar 10 modul dengan komponen yang berbeda. Kemudian dirakit kembali hanya sekitar 10 menit menggunakan 30 langkah. Edubook mengusung panel 8,9 inci dan CPU berdaya rendah yang dikembangkan sendiri oleh DMP.
Perangkat itu dapat mendukung Windows XP, tetapi ditawarkan secara opsional. Netbook ini didukung oleh delapan baterai AA dan dapat berjalan selama empat jam. DMP telah memulai pengiriman Edubook ke Amerika Latin dan netbook itu juga menarik perhatian beberapa pemerintah di Eropa Timur dan Afrika.
Perusahaan itu mengharapkan bisa mengapalkan lima juta Edubook pada tahun 2010. Harga US$ 100 merupakan titik di mana para pembuat komputer berjuang untuk menyediakan produknya bagi dunia pendidikan. Harga itu pertama kali dijanjikan OLPC dengan meluncurkan laptop XO walau akhirnya tidak dapat memenuhi janji itu.
Kemungkinan netbook murah masih ada harapan dari pembuat chip, ARM yang merilis Cortex-A9. Bayang-bayang prosesor Atom 1.6GHz (N270) yang digunakan pada sebagian besar netbook tampaknya akan memudar.
Vice President Marketing ARM, Eric Schorn mengatakan chip Cortex-A9 dual-core dapat memberikan performa lima kali dibandingkan solusi populer dari Intel itu.
"Kami akan benar-benar agresif dari perspektif biaya. Chip kami akan jauh lebih murah di saat kami telah menyediakan teknologi itu ke lebih banyak vendor dan mungkinkan mereka untuk bersaing satu sama lain," kata Schorn. "Efeknya adalah pada pengurangan biaya. Kita akan melihat netbook US$ 100," tambahnya.
Tidak hanya membatasi diri untuk netbook, ARM mengatakan juga mencari cara untuk mengintegrasikan chip Cortex-A9 ke smartbook, mobile Internet devices (MID) dan serta set-top box TV.
Bahkan perusahaan itu menyatakan chip ARM Cortex-A9 sudah akan mulai muncul pada produk mobile 2010. Harapan baru bagi yang mendambakan netbook murah, meskipun kekurangannya ARM tidak kompatibel dengan prosesor x86 yang berarti akan minoritas. Netbook itu hanya akan mendukung sistem operasi semacam Linux dan bukan pemimpin pasar seperti Microsoft Windows. [inilah.com]