Berita Tekno, Jakarta - Pengguna telepon selular menghadapi risiko lebih besar terserang tumor otak, demikian laporan media mengutip penelitian paling akhir dari AS.
Dalam penelitian sebelumnya, beberapa ilmuwan menemukan hubungan lemah antara telefon selular dan tumor otak.
"Kami tak dapat membuat kesimpulan pasti mengenai ini," kata Dr. Deepa Subramaniam, Direktur "Brain Tumor Center" di "Georgetown Lombardi Comprehensive Cancer Center" di Washington, D.C.
"Tetapi studi ini, selain berbagai studi sebelumnya, terus meninggalkan keraguan mengenai potensi peningkatan risiko."
Namun, Joel Moskowitz, penulis senior studi itu, mengatakan bahwa "jelas ada risiko". Ia adalah Direktur di Center for Family and Community Health di University of California, Berkeley, School of Public Health.
"Saya takkan mengizinkan anak-anak menggunakan telepon selular atau saya setidaknya akan mengharuskan mereka menggunakan perangkat `headset` terpisah," kata Moskowitz.
"Kelihatannya kita semua lalai sebagai masyarakat atau sebagai penghuni satu planet karena semata-mata menyebarluaskan teknologi ini sampai tahap yang kita hadapi sekarang tanpa melakukan penelitian yang lebih menyeluruh mengenai potensi bahaya dan cara melindungi diri dari bahaya itu. Jelas, kita perlu mempelajari jauh lebih banyak lagi mengenai teknologi ini," katanya.
Para peneliti mendapati bahwa penggunaan telepon genggam selama satu dasawarsa atau lebih lama lagi mengakibatkan peningkatan 18 persen risiko tumor otak yang mungkin muncul di bagian tempat telepon itu digunakan, kata Moskowitz.
Namun Moskowitz, sebagaimana dilaporkan kantor berita resmi China, Xinhua, percaya bahwa juga ada potensi bahaya di bagian lain tubuh --pada aurat, misalnya-- ketika telepon tersebut ditaruh di saku.
Dengan demikian banyak orang di seluruh dunia menggunakan telepon seluar, bahkan risiko kecil dapat diterjemahkan menjadi banyak penyakit dan kematian, ia menegaskan.
Moskowitz memperingatkan, "Kita perlu melakukan banyak penelitian yang jauh lebih menyeluruh karena tebusannya benar-benar mahal dan kelihatannya lebih bijaksana jika anda lebih berhati-hati mengenai ini, terutama pada anak-anak, yang memiliki jaringan yang masih berkembang dan ukuran tempurung serta otak yang lebih kecil."
Tahun lalu, Lembaga Pengawasan Obat dan Makanan AS menyerukan penelitian lebih lanjut mengenai resiko yang ditimbulkan oleh penggunaan telefon selular untuk waktu lama.
Lembaga tersebut mendesak agar penelitian seperti itu dipusatkan pada kesehatan anak, perempuan hamil dan janin serta pekerja yang menjadi sasaran pajanan (exposure) tinggi dalam pekerjaan. [inilah.com]
Dalam penelitian sebelumnya, beberapa ilmuwan menemukan hubungan lemah antara telefon selular dan tumor otak.
"Kami tak dapat membuat kesimpulan pasti mengenai ini," kata Dr. Deepa Subramaniam, Direktur "Brain Tumor Center" di "Georgetown Lombardi Comprehensive Cancer Center" di Washington, D.C.
"Tetapi studi ini, selain berbagai studi sebelumnya, terus meninggalkan keraguan mengenai potensi peningkatan risiko."
Namun, Joel Moskowitz, penulis senior studi itu, mengatakan bahwa "jelas ada risiko". Ia adalah Direktur di Center for Family and Community Health di University of California, Berkeley, School of Public Health.
"Saya takkan mengizinkan anak-anak menggunakan telepon selular atau saya setidaknya akan mengharuskan mereka menggunakan perangkat `headset` terpisah," kata Moskowitz.
"Kelihatannya kita semua lalai sebagai masyarakat atau sebagai penghuni satu planet karena semata-mata menyebarluaskan teknologi ini sampai tahap yang kita hadapi sekarang tanpa melakukan penelitian yang lebih menyeluruh mengenai potensi bahaya dan cara melindungi diri dari bahaya itu. Jelas, kita perlu mempelajari jauh lebih banyak lagi mengenai teknologi ini," katanya.
Para peneliti mendapati bahwa penggunaan telepon genggam selama satu dasawarsa atau lebih lama lagi mengakibatkan peningkatan 18 persen risiko tumor otak yang mungkin muncul di bagian tempat telepon itu digunakan, kata Moskowitz.
Namun Moskowitz, sebagaimana dilaporkan kantor berita resmi China, Xinhua, percaya bahwa juga ada potensi bahaya di bagian lain tubuh --pada aurat, misalnya-- ketika telepon tersebut ditaruh di saku.
Dengan demikian banyak orang di seluruh dunia menggunakan telepon seluar, bahkan risiko kecil dapat diterjemahkan menjadi banyak penyakit dan kematian, ia menegaskan.
Moskowitz memperingatkan, "Kita perlu melakukan banyak penelitian yang jauh lebih menyeluruh karena tebusannya benar-benar mahal dan kelihatannya lebih bijaksana jika anda lebih berhati-hati mengenai ini, terutama pada anak-anak, yang memiliki jaringan yang masih berkembang dan ukuran tempurung serta otak yang lebih kecil."
Tahun lalu, Lembaga Pengawasan Obat dan Makanan AS menyerukan penelitian lebih lanjut mengenai resiko yang ditimbulkan oleh penggunaan telefon selular untuk waktu lama.
Lembaga tersebut mendesak agar penelitian seperti itu dipusatkan pada kesehatan anak, perempuan hamil dan janin serta pekerja yang menjadi sasaran pajanan (exposure) tinggi dalam pekerjaan. [inilah.com]