Berita Tekno, Jakarta- Ratusan orang di Belanda dan Jerman melaporkan melihat bola api melesat di langit saat senja, sekitar pukul 7 waktu setempat.
Fotografer amatir Robert Mikaelyan mendapatkan gambar langka saat bola api besar meledak di angkasa. Peristiwa ini terjadi sesaat setelah ia keluar untuk mengambil foto pabrik gula tua Belanda.
Mikaelyan berhasil mendapatkan gambar beberapa tembakan dari bola api yang berayun rendah di atas kota Groningen bagian utara, sebelum akhirnya mulai pecah menjadi potongan-potongan yang lebih kecil.
"Aku tiba-tiba melihat cahaya di langit datang dengan cepat ... dan bergegas untuk mendapatkan gambar," kata Mikaelyan.
Beberapa detik setelah bola api telah terlihat, saksi mendengar ledakan diikuti oleh gemuruh rendah yang mengguncang jendela.
Objek tersebut kemungkinan besar adalah batu luar angkasa yang hancur setelah menghantam atmosfer bumi, kata para ahli yang juga berspekulasi bahwa potongan-potongan meteor mungkin mendarat di Laut Utara.
"Ini adalah peristiwa besar," kata Theo Jurriens, dari Institut Astronomi Kapteyn di University of Groningen.
Saat ini bumi terus-menerus dibombardir oleh puing-puing yang lebih kecil dari komet, asteroid, bahkan planet berbatu lainnya di tata surya.
Tapi bola api dengan ukuran seperti itu dan cahaya seterang ini mungkin hanya terlihat setiap 20 sampai 25 tahun, Jurriens memperkirakan. [inilah.com]
Fotografer amatir Robert Mikaelyan mendapatkan gambar langka saat bola api besar meledak di angkasa. Peristiwa ini terjadi sesaat setelah ia keluar untuk mengambil foto pabrik gula tua Belanda.
Mikaelyan berhasil mendapatkan gambar beberapa tembakan dari bola api yang berayun rendah di atas kota Groningen bagian utara, sebelum akhirnya mulai pecah menjadi potongan-potongan yang lebih kecil.
"Aku tiba-tiba melihat cahaya di langit datang dengan cepat ... dan bergegas untuk mendapatkan gambar," kata Mikaelyan.
Beberapa detik setelah bola api telah terlihat, saksi mendengar ledakan diikuti oleh gemuruh rendah yang mengguncang jendela.
Objek tersebut kemungkinan besar adalah batu luar angkasa yang hancur setelah menghantam atmosfer bumi, kata para ahli yang juga berspekulasi bahwa potongan-potongan meteor mungkin mendarat di Laut Utara.
"Ini adalah peristiwa besar," kata Theo Jurriens, dari Institut Astronomi Kapteyn di University of Groningen.
Saat ini bumi terus-menerus dibombardir oleh puing-puing yang lebih kecil dari komet, asteroid, bahkan planet berbatu lainnya di tata surya.
Tapi bola api dengan ukuran seperti itu dan cahaya seterang ini mungkin hanya terlihat setiap 20 sampai 25 tahun, Jurriens memperkirakan. [inilah.com]