Jakarta - Ponsel China yang membanjiri pasar India, dinilai bisa berbahaya. Sebanyak 25 juta handset China itu tidak memiliki IMEI.
IMEI yang merupakan 15 digit kode digunakan untuk mengidentifikasi handset. Setiap kali ada panggilan, operator menggunakan IMEI untuk mengidentifikasi penelepon.
Jika ponsel tidak memiliki IMEI, operator masih bisa menjejak rute ke ponsel yang ditelepon. Namun tidak bisa mengetahui ponsel mana yang melakukan panggilan.
Departemen Telekomunikasi India mengatakan, ponsel tanpa IMEI bisa digunakan teroris. Oleh karena itu Departemen Telekomunikasi India mensyaratkan semua operator melakukan cek IMEI dalam jangka waktu dua bulan. Kini ponsel yang tidak memiliki IMEI
harus diputus koneksinya.
Tidak jelas nasib 25 juta ponsel yang tidak memiliki IMEI. Departemen Telekomunikasi India menghitung 25 juta ponsel itu mencakup 10% dari total ponsel di negara itu. (inilah)
IMEI yang merupakan 15 digit kode digunakan untuk mengidentifikasi handset. Setiap kali ada panggilan, operator menggunakan IMEI untuk mengidentifikasi penelepon.
Jika ponsel tidak memiliki IMEI, operator masih bisa menjejak rute ke ponsel yang ditelepon. Namun tidak bisa mengetahui ponsel mana yang melakukan panggilan.
Departemen Telekomunikasi India mengatakan, ponsel tanpa IMEI bisa digunakan teroris. Oleh karena itu Departemen Telekomunikasi India mensyaratkan semua operator melakukan cek IMEI dalam jangka waktu dua bulan. Kini ponsel yang tidak memiliki IMEI
harus diputus koneksinya.
Tidak jelas nasib 25 juta ponsel yang tidak memiliki IMEI. Departemen Telekomunikasi India menghitung 25 juta ponsel itu mencakup 10% dari total ponsel di negara itu. (inilah)