Jakarta - Para pengguna komputer patut cemas dengan laporan terbaru dari perusahaan keamanan terkemuka, Symantec. Pasalnya, frekuensi serangan program jahat atau malware di tahun 2008 melonjak drastis sebesar 200 persen ketimbang tahun 2007.
Dikhawatirkan tren ini terus berlanjut. Dalam laporan bertajuk 'Symantec Internet Security Report for 2008' tersebut, Symantec mengklaim mendeteksi sekitar 1,6 juta ancaman baru di tahun 2008. Para penjahat cyber juga dikatakan semakin aktif membesut botnet untuk menyerang komputer korban.
Dikutip detikINET dari Vnunet, Rabu (15/4/2009), Trojan adalah bentuk ancaman program jahat yang paling umum. Tidak ketinggalan, Symantec memperingatkan para pengadopsi smartphone, khususnya para perusahaan agar kian waspada.
Ancaman program jahat dikhawatirkan bakal makin intens menerjang ponsel pintar dan membawa banyak korban. Sebab banyak perusahaan belum punya kebijakan khusus terkait keamanan smartphone. Perhatian mereka masih tersita untuk sekuriti komputer desktop atau laptop semata.
"Perusahaan harus meningkatkan kebijakan sekuriti mereka untuk memastikan perangkat smartphone juga mendapat pengamanan," papar Guy Bunker, peneliti di Symantec. (detik)
Dikhawatirkan tren ini terus berlanjut. Dalam laporan bertajuk 'Symantec Internet Security Report for 2008' tersebut, Symantec mengklaim mendeteksi sekitar 1,6 juta ancaman baru di tahun 2008. Para penjahat cyber juga dikatakan semakin aktif membesut botnet untuk menyerang komputer korban.
Dikutip detikINET dari Vnunet, Rabu (15/4/2009), Trojan adalah bentuk ancaman program jahat yang paling umum. Tidak ketinggalan, Symantec memperingatkan para pengadopsi smartphone, khususnya para perusahaan agar kian waspada.
Ancaman program jahat dikhawatirkan bakal makin intens menerjang ponsel pintar dan membawa banyak korban. Sebab banyak perusahaan belum punya kebijakan khusus terkait keamanan smartphone. Perhatian mereka masih tersita untuk sekuriti komputer desktop atau laptop semata.
"Perusahaan harus meningkatkan kebijakan sekuriti mereka untuk memastikan perangkat smartphone juga mendapat pengamanan," papar Guy Bunker, peneliti di Symantec. (detik)