Berita Tekno, Jakarta - Setidaknya ada dua virus yang mengancam pengguna Facebook di Indonesia. Pengguna disarankan hati-hati, karena serangan virus dengan modus operandi mengeksploitasi Facebok akan makin marak di masa datang.
Perusahaan antivirus Vaksincom mencermati, saat ini setidaknya ada dua virus yang mengancam pengguna Facebook. Virus itu bukan menyebar di Facebook, tapi memanfaatkan jejaring sosial popular itu untuk menjaring korban dan bertujuan mendapatkan akun FB.
“Menurut hemat kami, di tahun ini serangan virus dengan modus operandi mengeksploitasi FB akan makin marak seiring makin populernya FB,” kata CEO Vaksincom Alfons Tanuwijaya, di Jakarta.
Ia menambahkan di dunia virus berlaku hukum pembuat virus akan mengincar sistem operasi atau aplikasi yang paling popular. Hal itu karena korban potensialnya lebih besar.
Oleh karena itu komputer dengan sistem operasi Microsoft Windows lebih menarik dibuat virusnya dibandingkan Mac OS Leopard atau Linux, karena penggunannya paling banyak. Sementara sistem operasi Windows Mobile atau BlackBerry lebih sedikit mendapat serangan, karena secara de facto market ponsel masih dikuasai oleh sistem operasi Symbian.
“Saat ini dua virus yang cukup berbahaya dalam mengeksploitasi FB adalah Bredolab dan Zbot,” kata Alfons.
Bredolab merupakan virus lama yang menyebarkan diri sebagai lampiran e-mail. Sebelumnya, virus ini seolah-olah datang dari DHL. Jika dijalankan, maka virus akan menyebabkan komputer terinfeksi.
Memanfaatkan Facebook yang popular, pembuat virus mengubah e-mail seakan-akan dari administrator Facebook. Pembuat virus meminta password reset Facebook dan menjalankan satu aplikasi yang isinya program berbahaya.
“Jika aplikasi itu dijalankan, maka korbannya akan dibuat pusing tujuh keliling. Selain menginfeksi komputer korbannya, virus juga akan meng-download spyware, scareware berupa antivirus palsu, dan menginfeksi lagi komputer korbannya,” kata Alfons.
Tidak cukup melakukan hal ini, Bredolab juga akan melakukan spam dari komputer korbannya. Akibatnya IP address komputer korban bisa diblok oleh perusahaan blacklist, karena mengirimkan spam dan mengganggu pengiriman e-mail.
Sedangkan cara penginfeksian virus Zbot lebih canggih. Virus ini tidak mengirimkan diri sebagai lampiran e-mail seperti Bredolab, yang bisa diblok oleh mailserver.
Virus itu menyebar melalui email phishing, seakan-akan pesan resmi dari Facebook untuk mengubah password. Jika link tersebut diklik, maka ia akan menampilkan situs palsu Facebook yang meminta korbannya memasukkan username dan password.
Jika dituruti maka username dan password pengguna Facebook akan diketahui oleh pembuat virus. Tidak cukup mencuri password Facebook korbannya, virus ini juga akan memberikan link ke file untuk diunduh yang dikatakan sebagai file update dari Facebook. Jika dijalankan, maka virus akan menginfeksi komputer korbannya dan mengakibatkan komputer itu mengirimkan spam.
Lalu bahaya terbesar apa yang bisa dialami user?
Alfons mengatakan tingkat bahaya tergantung dari korbannya. Korban bisa kehilangan akun Facebook dan jika ada nilai ekonomis di akun itu, misalnya data rahasia rekening perbankan maka akan bisa berpindah tangan.
“Selain itu yang perlu dikhawatirkan adalah bahaya jaringan komputer kantor yang menjadi korban virus ini. Jika komputer mengirimkan spam, maka IP kantor akan di-blacklist sehingga tidak akan bisa mengirimkan email dengan baik, dan seluruh email kantor tersebut akan masuk ke dalam kategori spam. Potensi kerugian ekonominya sangat besar,” ujar Alfons.
Untuk menghindari virus di Facebook, Alfons mengatakan pengguna komputer harus menggunakan program antivirus yang ter-update. Selain itu ia menyarankan pengguna komputer selalu waspada terhadap pemalsuan situs atau webforging.
“Jangan mudah percaya link yang diberikan. Khususnya pada saat memasukkan data penting seperti username dan password, sebaiknya perhatikan situs yang dikunjungi dengan seksama,” timpalnya. [inilah.com]
“Menurut hemat kami, di tahun ini serangan virus dengan modus operandi mengeksploitasi FB akan makin marak seiring makin populernya FB,” kata CEO Vaksincom Alfons Tanuwijaya, di Jakarta.
Ia menambahkan di dunia virus berlaku hukum pembuat virus akan mengincar sistem operasi atau aplikasi yang paling popular. Hal itu karena korban potensialnya lebih besar.
Oleh karena itu komputer dengan sistem operasi Microsoft Windows lebih menarik dibuat virusnya dibandingkan Mac OS Leopard atau Linux, karena penggunannya paling banyak. Sementara sistem operasi Windows Mobile atau BlackBerry lebih sedikit mendapat serangan, karena secara de facto market ponsel masih dikuasai oleh sistem operasi Symbian.
“Saat ini dua virus yang cukup berbahaya dalam mengeksploitasi FB adalah Bredolab dan Zbot,” kata Alfons.
Bredolab merupakan virus lama yang menyebarkan diri sebagai lampiran e-mail. Sebelumnya, virus ini seolah-olah datang dari DHL. Jika dijalankan, maka virus akan menyebabkan komputer terinfeksi.
Memanfaatkan Facebook yang popular, pembuat virus mengubah e-mail seakan-akan dari administrator Facebook. Pembuat virus meminta password reset Facebook dan menjalankan satu aplikasi yang isinya program berbahaya.
“Jika aplikasi itu dijalankan, maka korbannya akan dibuat pusing tujuh keliling. Selain menginfeksi komputer korbannya, virus juga akan meng-download spyware, scareware berupa antivirus palsu, dan menginfeksi lagi komputer korbannya,” kata Alfons.
Tidak cukup melakukan hal ini, Bredolab juga akan melakukan spam dari komputer korbannya. Akibatnya IP address komputer korban bisa diblok oleh perusahaan blacklist, karena mengirimkan spam dan mengganggu pengiriman e-mail.
Sedangkan cara penginfeksian virus Zbot lebih canggih. Virus ini tidak mengirimkan diri sebagai lampiran e-mail seperti Bredolab, yang bisa diblok oleh mailserver.
Virus itu menyebar melalui email phishing, seakan-akan pesan resmi dari Facebook untuk mengubah password. Jika link tersebut diklik, maka ia akan menampilkan situs palsu Facebook yang meminta korbannya memasukkan username dan password.
Jika dituruti maka username dan password pengguna Facebook akan diketahui oleh pembuat virus. Tidak cukup mencuri password Facebook korbannya, virus ini juga akan memberikan link ke file untuk diunduh yang dikatakan sebagai file update dari Facebook. Jika dijalankan, maka virus akan menginfeksi komputer korbannya dan mengakibatkan komputer itu mengirimkan spam.
Lalu bahaya terbesar apa yang bisa dialami user?
Alfons mengatakan tingkat bahaya tergantung dari korbannya. Korban bisa kehilangan akun Facebook dan jika ada nilai ekonomis di akun itu, misalnya data rahasia rekening perbankan maka akan bisa berpindah tangan.
“Selain itu yang perlu dikhawatirkan adalah bahaya jaringan komputer kantor yang menjadi korban virus ini. Jika komputer mengirimkan spam, maka IP kantor akan di-blacklist sehingga tidak akan bisa mengirimkan email dengan baik, dan seluruh email kantor tersebut akan masuk ke dalam kategori spam. Potensi kerugian ekonominya sangat besar,” ujar Alfons.
Untuk menghindari virus di Facebook, Alfons mengatakan pengguna komputer harus menggunakan program antivirus yang ter-update. Selain itu ia menyarankan pengguna komputer selalu waspada terhadap pemalsuan situs atau webforging.
“Jangan mudah percaya link yang diberikan. Khususnya pada saat memasukkan data penting seperti username dan password, sebaiknya perhatikan situs yang dikunjungi dengan seksama,” timpalnya. [inilah.com]